Pertanyaan Esensial tentang Desa, Wirauasha Sosial, Sustainable Design (terus dikumpulkan)
Apa definisi Village Movement dan beberapa referensi komunitas untuk gerakan serupa
Definisi Village Movement
Village Movement adalah sebuah gerakan sosial yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pedesaan melalui pengembangan komunitas, inovasi lokal, dan kemandirian ekonomi. Fokusnya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa dengan mengedepankan prinsip kolaborasi, keberlanjutan, dan nilai-nilai lokal. Gerakan ini biasanya melibatkan pengembangan infrastruktur, pendidikan, teknologi, dan usaha kecil untuk menciptakan desa yang mandiri dan progresif.
Gerakan serupa memiliki berbagai nama di dunia, seperti:
- “Smart Village” – Fokus pada digitalisasi dan integrasi teknologi untuk mendukung keberlanjutan desa.
- “One Village One Product (OVOP)” – Dimulai di Jepang, mendorong desa untuk mengembangkan produk khas yang bisa dijual ke pasar global.
- “Rural Development Program” – Program pengembangan desa yang dilakukan oleh pemerintah atau organisasi internasional.
Bagaimana cara menentukan saya tinggal di desa?
Untuk menentukan apakah Anda termasuk orang yang tinggal di desa, berikut beberapa batasan wilayah yang dapat digunakan:
1. Status Administratif Wilayah
Desa vs Kelurahan: Jika Anda tinggal di wilayah yang berstatus desa (administratif), maka secara otomatis Anda dianggap tinggal di desa.
Desa: Dipimpin oleh Kepala Desa, memiliki otonomi untuk mengatur wilayahnya berdasarkan adat dan potensi lokal.
Kelurahan: Bagian dari wilayah perkotaan yang dipimpin oleh seorang Lurah (pegawai negeri) dan biasanya berada di pusat kota atau kecamatan urban.
2. Karakteristik Geografis
Tinggal di wilayah rural (pedesaan): Wilayah cenderung jauh dari pusat kota. Lingkungan masih dominan dengan sawah, ladang, perkebunan, atau hutan. Akses terhadap fasilitas seperti rumah sakit besar, perguruan tinggi, atau pusat perbelanjaan modern biasanya terbatas. Jika tempat tinggal Anda memiliki ciri geografis seperti di atas, Anda tergolong tinggal di desa.
3. Pola Kehidupan dan Pekerjaan
Mayoritas Penduduk: Jika mayoritas penduduk di wilayah Anda bekerja di sektor primer, seperti:
Pertanian (padi, tembakau, kopi). Perkebunan (kakao, karet, kelapa). Peternakan atau perikanan. Maka, bisa jadi Anda sudah tinggal di desa.
Kehidupan Sosial: Wilayah yang masih mempraktikkan gotong-royong dan memiliki adat istiadat yang kuat biasanya merupakan desa.
4. Akses dan Infrastruktur
Jika tempat tinggal Anda memiliki keterbatasan berikut:
Akses transportasi: Jalan-jalan kecil, tidak sepenuhnya diaspal, atau terbatasnya transportasi umum.
Infrastruktur: Akses listrik, internet, atau air bersih masih terbatas.
Fasilitas umum: Pendidikan (hanya SD atau SMP), kesehatan (puskesmas/desa), dan pasar tradisional sebagai sumber kebutuhan utama. Wilayah seperti ini biasanya dianggap sebagai desa.
5. Posisi Jarak dari Kota
Tinggal di luar pusat kota: Jika Anda tinggal di kecamatan-kecamatan yang jauh dari pusat kota (bukan kecamatan urban yang berdiri kantor pemerintahan, bank cabang, dan pasar utama), maka bisa dianggap Anda tinggal di desa.
Jarak yang lebih jauh dari pusat kota dan waktu tempuh yang lebih lama (biasanya >30 menit ke pusat kota) mengindikasikan bahwa wilayah tersebut adalah desa.
Hint:
Anda disebut tinggal di desa jika wilayah Anda: Berstatus administratif desa. Didominasi aktivitas agraris atau potensi lokal. Berada jauh dari pusat kota dengan infrastruktur dan fasilitas umum terbatas. Memiliki karakteristik sosial-ekonomi pedesaan.
Bagaimana mendefinisikan “orang tinggal di kota, tetapi aktifitas pekerjaannya di desa”
Kondisi seseorang memilih untuk menetap di kota, tetapi bekerja atau menjalankan usaha di desa. Fenomena ini dapat terjadi dalam beberapa situasi, seperti:
- Pemberdayaan Desa: Beberapa orang tinggal di kota tetapi bekerja sebagai konsultan atau pengembang program untuk membantu desa dari segi pendidikan, teknologi, atau ekonomi (City-Based Rural Entrepreneur).
- Komuter: Orang tinggal di kota dan secara fisik melakukan perjalanan ke desa untuk bekerja, misalnya sebagai petani, pekerja agribisnis, atau pekerja pariwisata desa (Urban-Based Rural Worker)
- Kerja Hybrid: Orang tetap tinggal di kota, tetapi mengelola pekerjaan di desa melalui kunjungan berkala atau teknologi seperti internet, misalnya dalam bisnis pertanian, pengelolaan homestay, atau proyek pembangunan di desa. (Hybrid Urban-Rural Worker)
- Digital Entrepreneurship: Dengan kemajuan teknologi, seseorang dapat menjalankan bisnis atau usaha berbasis digital yang berhubungan dengan desa (misalnya, pemasaran produk lokal desa atau mengelola platform pariwisata desa) tanpa harus secara fisik berada di sana setiap waktu (Nomad Digital Worker).