Konten Kreator Eksplor Desa dan Lokasi Unik

Hari itu aku ingin menyegarkan pikiran sejenak dengan menghabiskan sore di desa Jumerto, menemui Izzie, seorang yang banyak orang mengenal sebagai mantan penyiar radio FM dan organisator. Sekaligus aku juga mengirim pesan singkat kepada Hengky, seorang konten kreator yang baru beberapa hari lalu aku hubungi, untuk turut bergabung. Ketertarikanku muncul karena kontennya yang menarik, yaitu menjelajahi daerah pedesaan terpencil yang tidak mainstream, yang bahkan penduduk kota pun belum tentu pernah sampai ke sana. Kesempatan ini terasa pas karena rumah Izzie di Jumerto, yang cukup dekat sebagai titik temu dengan Hengky yang tinggal di Slawu.


Kami memulai obrolan seputar kreasi konten, bagaimana Hengky meramu video dari perjalanan naik motor dan menyajikannya ke publik. Bagi Hengky, aktivitas ini sudah menjadi bagian dari mencari penghasilan, berkat adanya sistem Adsense yang ditawarkan oleh platform YouTube.

Spontan Izzie bertanya, “sudah dapat berapa per bulannya?”.

“Ya cukuplah ada sekitar 2 jutaan perbulan, dan ini sudah rutin terbayar sepanjang tahun 2024”

Lalu aku menambahkan, untuk mendapat revenue sejumlah itu harus setor berapa video per bulannya, saat ini?

“Sekali aku keluar biasanya aku bisa jadikan untuk 2-3 serial video, nah itu cukup buat stok konten satu minggu. Sekarang aku agendakan cukup seminggu sekali keluar cari bahan konten. Nah untuk perbulan aku punya stok 8 – 10 konten siap upload ”

Dari perbincangan ini aku temui bahwa memang awalnya tidak mudah; keputusan sebagai kreator bukanlah hasil instan yang langsung membuahkan hasil.

Bahkan, dia pernah bekerja di sebuah travel Umroh dan Haji di tahun 2000-an dan sudah merasakan buahnya, pergi Umroh dua kali. Namun, kenyataan berkata lain, fenomena pandemi COVID-19, membuat segalanya berubah meski pada waktu itu dia sudah mencapai posisi yang nyaman. Nasib usaha travel suram, sepi job, dan bahkan tutup sementara, membuat Hengky ingin memulai perjalanan baru dengan motornya.

Inilah yang menjadi awal dia mendokumentasikan perjalanannya ke dalam saluran bernama Ngeluyur Channel. Memang, sesuatu yang baru dimulai tidaklah mudah.

Hengky – Ngeluyur Channel: Konten kreator Youtube

Berapa lama satu konten itu selesai dan siap dipublikasikan, tanyaku.

“Ketika selesai perjalanan dan pulang, footage itu bisa menjadi video siap tayang sehari setelahnya. Artinya, dalam satu perjalanan, jika itu dapat dijadikan tiga video, ya perlu tiga hari,” jawab Hengky.

Sementara aku agak beda sih. Ada kalanya ketika bahan itu sudah ada dan tersimpan di folder, itu bisa menumpuk gak tahu kapan aku mulai. Gak langsung di hari itu dikerjakan, mesti ngendon dulu.

Tema utama yang disajikan apa?

“Fokus saya ada di pedesaan terpencil dan fenomena masyarakat desa/kota,” jawab Hengky.

Perlu referensi bacaan dulu nih sebelum berangkat membuat konten?

“Ya, aku mesti baca dulu dan membuka dari sudut pandang berbeda dari konten sebelumnya jika ada. Selain itu, judul dan thumbnail yang berbeda akan membuat audiens penasaran.”

Aku juga membuat konten, namun kendalanya adalah mengikuti alur kejar tayang. Saat ini masih belum prioritas, mesti menjaga jangan sampai urusan dapur terbengkalai.

Ketika revenue dari kontribusi YouTube itu sepi, atau kurang mencukupi, adakah alternatif tambahan untuk menjembatani itu?

“Pada saat awal monetisasi YouTube, aku mendapatkan hasil yang tidak sepadan dengan effort dan operasional yang sudah aku keluarkan selama ini. Meskipun subscriber naik, namun viewer tidak ada retensi, ya tidak dapat adsense. Sempat berhenti dan menawarkan channel ini ke orang lain. Namun, istri menyemangati agar meneruskan yang sudah dirintis,” jawab Hengky.

“Setelah sekian lama dan dari interaksi dengan peserta Umroh, aku ada ketertarikan dengan pertanian, mau menanam tembakau. Rencanaku aku memilih daerah Sukowono, penghasil kasturi. Disana mengajak saudara turut serta, sekaligus juga meneruskan ilmu semasa kuliah di Teknologi Pertanian,” tambahnya.


Kami melanjutkan diskusi tentang tantangan yang dihadapi oleh para konten kreator di era digital ini. Hengky menjelaskan bahwa banyak orang yang berpikir bahwa menjadi konten kreator itu mudah, tetapi kenyataannya, dibutuhkan dedikasi dan kerja keras yang tidak sedikit.

“Banyak yang tidak tahu proses di balik layar. Mereka hanya melihat hasil akhirnya,” katanya.

Benar sekali. Banyak yang tidak menyadari bahwa setiap video yang kita buat memerlukan riset, pengambilan gambar, editing, dan promosi. Semua itu memakan waktu dan tenaga – aku setuju.

Hengky juga berbagi tentang pentingnya membangun komunitas.

“Interaksi dengan audiens sangat penting. Aku selalu berusaha untuk merespons komentar dan masukan dari mereka. Itu membuat mereka merasa dihargai dan terlibat,” ujarnya.

Apakah ada momen tertentu yang paling berkesan selama perjalananmu sebagai konten kreator?

“Banyak sekali! Salah satunya adalah ketika aku mengunjungi sebuah desa yang sangat terpencil dan bertemu dengan penduduknya. Mereka sangat ramah dan terbuka. Aku merasa terhubung dengan mereka, dan itu membuatku semakin bersemangat untuk menceritakan kisah mereka,” jawab Hengky dengan antusias.

Menarik sekali! Aku rasa, kisah-kisah seperti itu yang membuat kontenmu berbeda dan menarik.

“Ya, aku berusaha untuk tidak hanya membuat konten yang menghibur, tetapi juga memberikan nilai dan informasi yang bermanfaat bagi penonton,” tambahnya.

Hengky – Ngeluyur Channel: Konten kreator Youtube

Kami menghabiskan sore itu dengan berbagi cerita dan pengalaman, saling memberi semangat untuk terus berkarya meskipun di tengah berbagai tantangan. Diskusi kami berakhir dengan harapan untuk terus menjelajahi keindahan dan keunikan desa-desa terpencil, serta berbagi kisah-kisah inspiratif kepada dunia.


Lokasi Google Maps:

Leave a comment