Karakteristik Desa di Kabupaten Jember
1. Konteks Geografis:
Kabupaten Jember memiliki wilayah yang luas dan beragam, dengan desa-desa yang tersebar di pegunungan, pesisir pantai, dataran rendah, dan daerah perkebunan. Desa-desa di Jember banyak yang memiliki potensi alam, seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Desa Pegunungan
Contoh: Desa-desa di Kecamatan Panti, Sumberjambe, Sumberbaru, atau Jelbuk.
Ciri: Wilayah berbukit atau pegunungan dengan potensi kehutanan, perkebunan, atau pariwisata alam.
Desa Pesisir
Contoh: Desa-desa di Kecamatan Puger, Ambulu, Wuluhan, dan Tempurejo.
Ciri: Terletak di dekat pantai, dengan potensi utama di bidang perikanan, tambak, atau pariwisata bahari.
Desa Dataran Rendah
Contoh: Desa di Kecamatan Patrang, Kaliwates, dan Sumbersari (meskipun sebagian besar merupakan kawasan semi-perkotaan).
Ciri: Cocok untuk pertanian padi, peternakan, atau kawasan permukiman berkembang.
2. Kehidupan Sosial dan Budaya:
Desa-desa di Jember memiliki masyarakat yang masih memegang kuat adat istiadat dan budaya lokal, termasuk tradisi Madura dan Jawa atau dikenal budaya Pandhalungan.
3. Konteks Ekonomi:
Sebagian besar masyarakat desa di Jember bekerja di sektor agraris, seperti petani tembakau, padi, kopi, dan kakao. Ada juga desa-desa yang memiliki potensi pariwisata, seperti Desa Payangan, Bandealit dan Kemiri yang memanfaatkan keindahan alam sebagai daya tarik wisata.
4. Konteks Administrasi:
Kabupaten Jember memiliki 226 desa dan 22 kelurahan yang tersebar di 31 kecamatan.
Setiap desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa, yang bertanggung jawab dalam mengelola pemerintahan desa dengan dukungan perangkat desa dan BPD (Badan Permusyawaratan Desa).
Peran dan Fungsi Desa di Kabupaten Jember
1. Pusat Kehidupan Agraris:
Desa-desa di Jember merupakan penghasil utama produk pertanian dan perkebunan yang menjadi tulang punggung perekonomian kabupaten.
2. Pelestari Adat dan Budaya:
Desa menjadi tempat pelestarian tradisi lokal, seperti kesenian “Ludruk,” “Tari Lahbako,” sebagai budaya pandhalungan dan tradisi keagamaan (pengajian, sholawatan, muslimatan) yang mencerminkan anekaragam budaya
3. Penyokong Ekonomi Kota:
Desa-desa di Jember berperan sebagai penyedia bahan pangan hasil pertanian, hasil perkebunan, dan tenaga kerja bagi pusat kota Jember.
Desa Pertanian:
Berikut beberapa desa di Kabupaten Jember yang dikenal sebagai desa pertanian:
- Desa Kemuningsari Lor Desa ini merupakan salah satu desa di Kecamatan Panti yang memiliki produksi padi tertinggi.
Desa Rowosari Desa ini dikenal sebagai sentra beras organik dan memiliki perkebunan kopi yang luas. - Desa Cangkring Desa ini merupakan kawasan pertanian, sehingga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
- Desa Karangrejo Desa ini memiliki lahan pertanian yang luas dan menjadi lumbung pangan. Komoditas unggulan yang ditanam di desa ini adalah padi, jagung, cabai, dan kubis.
- Desa Sukorambi Mayoritas penduduk desa ini bekerja sebagai petani sayuran. Hasil panen sayuran di desa ini menjadi penyuplai terbesar di Pasar Tanjung, pasar terbesar di Kabupaten Jember.
- Desa Sidomulyo Desa ini telah mendirikan klinik pertanian dan peternakan.
- Desa Slateng Sebagian besar warganya adalah petani.
- Desa Sruni Desa ini memiliki potensi pertanian yang besar, dengan 60% dari total luas wilayah desa yang digunakan untuk pertanian. Komoditas yang ditanam di desa ini antara lain padi, jagung, kubis, pepaya, jeruk, dan tembakau.
Desa Perkebunan:
- Desa Sumberjati (Kecamatan Silo) Terkenal dengan perkebunan kopi dan kakao. Terdapat beberapa kebun yang dikelola oleh PTPN XII, seperti Kebun Kalisat Jampit.
- Desa Harjomulyo (Kecamatan Silo) Menjadi kawasan perkebunan kopi dan cengkih. Banyak masyarakatnya bekerja di sektor perkebunan.
- Desa Sidomulyo (Kecamatan Silo) Lokasinya dekat dengan area perkebunan teh dan kopi. Terdapat kebun-kebun besar yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta.
- Desa Gunungmalang (Kecamatan Sumberjambe) Terkenal dengan perkebunan kopi robusta. Memiliki potensi wisata agro, seperti kebun kopi rakyat.
- Desa Glagahwero (Kecamatan Panti) Merupakan salah satu desa yang berada di kawasan perkebunan karet dan cengkih.
- Desa Rowosari (Kecamatan Sumberjambe) Fokus utama pada perkebunan kopi dan tembakau.
- Desa Garahan (Kecamatan Silo) Berada dekat dengan kawasan perkebunan kopi dan kakao milik PTPN XII. Desa ini juga berada di jalur kereta api yang melewati kawasan perkebunan.
- Desa Mumbulsari (Kecamatan Mumbulsari) Terdapat perkebunan tebu, tembakau, dan kakao yang cukup luas di sekitar desa ini.
- Desa Kemuning Lor (Kecamatan Arjasa) Banyak penduduknya yang bekerja di sektor perkebunan, terutama tembakau dan cengkih.
Desa Pariwisata
- Desa Wisata Suger Kidul Jelbuk. Terkenal dengan ‘Durian Nusantara’, desa ini menawarkan wisata agro durian dan menjadi tuan rumah Grand Final Putra Putri Desa Wisata Jawa Timur 2024
- Desa Wisata Adat Arjasa Arjasa. Menonjol dengan kekayaan budaya dan tradisi lokal, desa ini masuk dalam 500 besar ADWI 2024.
- Desa Wisata Klungkung. Sukorambi. Dikenal sebagai Desa Wisata Alam dan Budaya
- Desa Wisata Sidomulyo. Silo. Menawarkan keindahan alam dan budaya lokal, desa ini masuk dalam 300 besar ADWI 2024. Pada September 2024, Bupati Jember meresmikan Wisata Kampung Belgia di Desa Harjomulyo, Kecamatan Silo. Kampung ini menawarkan suasana khas Eropa dengan rumah-rumah berarsitektur Belgia yang berusia lebih dari 100 tahun, serta agrowisata perkebunan karet dan kopi.
Desa Industri Kecil dan Kerajinan
- Desa Tutul, Kecamatan Balung: Desa ini terkenal sebagai pusat kerajinan tangan berbahan kayu, seperti tasbih, gelang, kalung, gantungan kunci, dan peralatan rumah tangga lainnya. Produk-produk dari Desa Tutul telah menembus pasar internasional, termasuk Arab Saudi, Australia, Amerika, dan negara-negara Eropa. Pada tahun 2013, Desa Tutul dinobatkan sebagai salah satu desa produktif di Indonesia, dengan lebih dari 1.057 penduduknya berprofesi sebagai perajin. Indonesia Government
- Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono: Desa ini dikenal sebagai sentra industri kerajinan sangkar burung. Banyak penduduknya yang berprofesi sebagai perajin sangkar burung, dengan motif lukisan khas dan variasi bentuk yang beragam. Produk dari desa ini dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Surabaya, Malang, Kudus, Madura, Bali, Nusa Tenggara Timur, serta daerah lain di Pulau Jawa dan luar Jawa. UNEJ Repository
- Desa Suci, Kecamatan Panti: Desa ini memiliki industri kecil rumah tangga yang fokus pada pembuatan kerajinan alat dapur dari aluminium. Produk-produk yang dihasilkan meliputi berbagai peralatan dapur yang dipasarkan ke berbagai daerah. UNEJ Repository
4. Pusat Pemberdayaan Masyarakat:
Program-program pemberdayaan dari pemerintah pusat dan daerah, seperti Dana Desa, diarahkan untuk membangun desa-desa di Jember agar lebih mandiri dan berdaya saing.
5. Berdasarkan Fungsi Wilayah
- Desa Penyangga Kota. Contoh: Desa-desa di sekitar Kecamatan Sumbersari, Kaliwates, dan Patrang.Ciri: Dekat dengan pusat kota Jember, mendukung kebutuhan logistik, perdagangan, dan transportasi.
- Desa Mandiri. Contoh: Desa-desa dengan tingkat pembangunan infrastruktur yang baik di Kecamatan Balung atau Ambulu. Ciri: Memiliki fasilitas lengkap, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang kuat.
- Desa Tertinggal. Contoh: Beberapa desa di Kecamatan Jelbuk, Silo, dan Sukowono. Ciri: Minim infrastruktur dan fasilitas dasar, meskipun memiliki potensi sumber daya alam.
6. Berdasarkan Kepadatan Penduduk
- Desa Padat Penduduk.
Contoh: Desa di Kecamatan Ambulu, Balung, atau Wuluhan. Ciri: Kepadatan tinggi dengan perkembangan kawasan permukiman yang pesat.
- Desa Jarang Penduduk.
Contoh: Desa-desa di Kecamatan Sumberbaru, Tempurejo, atau Silo. Ciri: Wilayah luas dengan populasi yang tersebar dan aktivitas pertanian mendominasi.
Kesimpulan:
Desa di Kabupaten Jember adalah bagian integral dari pembangunan wilayah yang memiliki karakteristik agraris, sosial, dan budaya yang unik. Desa-desa di Jember tidak hanya menjadi tempat tinggal masyarakat, tetapi juga pusat produksi pangan, pelestarian tradisi, dan penggerak utama perekonomian kabupaten. Kabupaten Jember memiliki desa-desa dengan karakteristik yang beragam, mulai dari desa pegunungan, pesisir, hingga penyangga kota. Pengembangan masing-masing wilayah bergantung pada potensi lokal yang ada, dengan fokus pada pertanian, perkebunan, pariwisata, dan industri kecil.